Header Ads

Adbox

Sample Rate


Kalau video memiliki frame rate, maka audio memiliki sample rate.

Sample rate adalah banyaknya sinyal audio yang di-sampling per detiknya untuk menghasilkan audio digital. Semakin banyak sampling-nya, semakin bagus kualitasnya karena semakin mendekati suara aslinya.



Sample rate diukur dalam kHz (kilo hertz).

Secara umum, ada dua jenis sample rate: 44.1 kHz dan 48 kHz.

44.1 kHz adalah standar untuk CD audio, sedangkan 48 kHz adalah standar untuk video broadcast.

Karena itu hati-hati dalam penggunaan musik mp3 di editing!

Semua mp3 memiliki sample rate 44.1 kHz, karena mp3 adalah hasil ‘rip’ dari CD. Sedangkan dalam video, umumnya menggunakan 48 kHz.

Perbedaan sample rate dalam timeline editing (hati-hati pengguna FCP7), bisa menimbulkan delay.

Sebaiknya semua audio dikonversi ke dalam 48 kHz dalam bentuk WAV atau AIF sebelum digunakan di editing.

Begitupun dengan file MP4 atau H.264, umumnya memiliki sample rate 44.1 kHz.

(Baca Cara Mengubah Format Audio)



Itulah ke-7 karakteristik video yang harus kamu pahami.

Dari pemahaman tentang 7 karakteristik video ini diharapkan kamu bisa menghasilkan video yang berkualitas dan standar dari mulai direkam sampai penayangannya.

Bahkan sebetulnya kamu tidak perlu render sama sekali saat mengedit atau render ringan.. asalkan setting project (karakteristik di atas) sama persis dengan material videonya. Karena render pada prinsipnya adalah export sementara yang dilakukan software editing karena ada bagian yang berbeda dari video, entah itu codec-nya, frame rate-nya, dll.

Karena itu..
Pastikan ketika merekam, format yang disetting di kamera sesuai dengan kebutuhan saat diedit nantinya
Pastikan format sequence sama dengan format videonya
Kalau pun berbeda, sebaiknya convert terlebih dahulu dengan menyamakan karakteristiknya

Silakan bagikan artikel ini kalau bermanfaat, agar semua videografer dan editor di Indonesia mampu memenuhi kualitasnya.


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.