Teori Dasar Audio 2: Sistem Suara (Sound System)
TV JURNALIS - Bekerja dengan audio berarti bekerja dengan sistem suara (sound system). Tentu saja, sangat banyak sound system yang tersedia dengan aneka aplikasi yang berbeda, tergantung merk dan model. Namun, semua sound system elektronik memiliki satu konsep yang sama, yaitu : Untuk mengambil gelombang suara, mengkonversinya menjadi arus listrik dan memanipulasi mereka sesuai yang diinginkan, kemudian mengubahnya kembali menjadi gelombang suara.
Sebuah sistem suara sangat sederhana terdiri dari dua jenis komponen:
Transducer – Perangkat yang mengubah energi akustik menjadi energi elektrik atau sebaliknya. Dua jenis transduser yang sering kita gunakan adalah mikrofon(yang mengubah energi akustik menjadi energi listrik) dan speaker (yang mengubah energi listrik menjadi energi akustik).
Amplifier – Perangkat yang menerima sinyal dan meningkatkan kekuatannya (yakni meningkatkan amplitudo sinyal tersebut).
Proses bermula dari sumber suara (seperti suara manusia, instrumen musik, dll), yang menciptakan gelombang suara (akustik energi).
Gelombang ini dideteksi oleh transduser (mikrofon), yang merubahnya menjadi energi listrik.
Sinyal listrik dari mikrofon sangat lemah, jadi harus diberikan penguatan.
Loudspeaker mengubah sinyal listrik kembali ke gelombang suara, sehingga dapat didengar oleh telinga manusia.
Pada diagram sebuah sistem yang sedikit lebih rumit biasanya memiliki fungsi tambahan, yang meliputi:
Sinyal prosesor – perangkat dan software yang memungkinkan manipulasi sinyal. Prosesor yang paling umum adalah tone adjuster seperti kontrol nada bass dan treble.
Bagian Perekaman dan pemutaran – perangkat yang mengkonversi sinyal ke format penyimpanan tertentu untuk reproduksi lebih lanjut. Format perekam tersedia dalam berbagai bentuk, seperti pita magnetik, optik CD, hard drive komputer, dll.
The audio signal from the transducer (microphone) is passed through one or more processing units, which prepare it for recording (or directly for amplification). Sinyal audio dari transduser (mikrofon) melewati satu atau lebih processing unit, yang kemudian menghasilkan out put untuk kemudian direkam (atau untuk di amplifikasi).
Sinyal dihubungkan ke perangkat perekam untuk penyimpanan.
Sinyal yang disimpan akan diputar kembali dan diolah lebih lanjut.
Sinyal diperkuat dan dihubungkan kepada pengeras suara.
The 3-part audio model 3-bagian model audio
Salah satu cara sederhana untuk memvisualisasikan sistem audio adalah dengan membaginya menjadi tiga bagian: sumber, prosesor dan output.
Sumber adalah tempat sinyal audio elektronik yang diterima. This could be a “live” source such as a microphone or electric musical instrument, or a “playback” source such as a tape deck, CD, etc. Bisa berasal dari sumber “live” seperti mikrofon atau alat musik elektrik, atau sumber “playback” seperti tape deck, CD, dll.
Bagian pengolahan adalah tempat di mana sinyal dimanipulasi. “Amplifier”termasuk ke dalam bagian ini. contoh : graphic equaliser , left/right stereo balance, and amplifiers.
Bagian output adalah tempat di mana sinyal diubah menjadi gelombang suara (oleh pengeras suara), sehingga dapat didengar oleh manusia. Output bisa berupa headphone atau loud speaker.
Sekarang bayangkan sound system yang digunakan untuk konser stadion dengan menggunakan daya multi-kilowatt. Walaupun ini merupakan sistem yang kompleks, pada dasarnya sama, terdiri dari tiga bagian: Sumber (mikrofon, instrumen, dll),prosesor dan speaker.
Berapapun besaran skala proyek, prinsip-prinsip dasar yang sama akan tetap berlaku.
(Sumber: https://irpansyauri.wordpress.com/2013/02/07/teori-dasar-audio/)
Tidak ada komentar