Header Ads

Adbox

Teknologi dalam Dunia Broadcast


TV JURNALIS - Salah satu bidang komunikasi yang tidak mungkin terlepas dari teknologi dimana seluruh kegiatannya bergantung pada teknologi ialah bidang broadcast atau Industri Penyiaran Kreatif. Mengingat hasilnya yang berbentuk multimedia yang berupa kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output dari data, audio ( suara, musik ), animasi, video, teks, grafik, dan gambar, maka peran teknologi pun sangat dominan dan dibutuhkan variasi teknologi untuk menggarap sebuah project.Bidang broadcast pun mulai berkembang pada masa peradaban ketiga yang dikemukakan oleh Teori Alfin Tofler yang berjudul The Third Wave. Pada masa peradaban ketiga ini mulai dikembangkannya revolusi pengetahuan dan teknologi, sehingga peradaban ini menjadi masa emas bagi seluruh dunia termasuk Indonesia yang saling bersaing untuk berperan aktif dalam perkembangan pertelevisian. Dunia broadcast di Indonesia pun mulai berkembang pada tahun 1990 diiringi dengan semakin bervariasinya informasi dan acara yang diproduksi dan disiarkan melalui media elektronik televisi. Di dunia broadcasting informatika sangat memberikan peran yang sangat besar. Dalam membuat sebuah program acara pasti menggunakan software dan hardware yang berkaitan dengan multimedia sebagai perangkat pokok dalam menghasilkan karya.
Karena dalam broadcasting berhubungan dengan teknologi informasi, maka untuk kedepan nanti dunia broadcasting lebih dimudahkan dengan penggunaan software multimedia yang lebih canggih dan familiar dalam penggunaannya.Mengingat berkembangnya media baru, maka bidang broadcast itu sendiri kemudian mengalami pembagian, broadcast dalam pertelevisian dan broadcast online yang terjadi di internet. Pada dasarnya kedua jenis broadcast tersebut menggunakan teknologi yang sama, namun tetap terdapat beberapa perbedaan penggunaan teknologi seiring dengan perkembangan zaman.

Pada dasarnya, kedua jenis broadcast ini membutuhkan beragam teknologi dari yang tersederhana hingga yang terumit. Hal utama yang pasti dibutuhkan ialah video recorder sebagai teknologi utama yang akan menangkap informasi yang menjadi konten broadcast tersebut. Teknologi pendukung lainnya yang akan menunjang kualitas ialah perekam suara hingga software apliaksi pengeditan. Kemudian proses pengolahan data data tersebut pada umumnya dilakukan dalam sebuah proses linear, dimana konten terus dioper dari satu bagian ke bagian lainnya dalam sebuah rantai proses. Konten yang dikerjakan secara paralel hanyalah bagian grafis dan design sound, sedangnya track audio dikerjakan secara terpisah dengan video yang kemudian digabungkan setelah dilakukan proses editing dan mixing. Namun terdapat pilihan lain dimana dapat dilakukan proses editing non linier yang dilakukan secara colaborative working. Colaborative working seperti ini biasanya menggunakan teknologi shared storage yang memungkinkan sebuah pekerjaan dilakukan secara bersama sama untuk menangani satu set clip yang sama, dimana hal seperti ini akan menciptakan efisiensi kerja. Semua kegiatan tersebut membutuhkan beragam teknologi yang berbeda beda.

Pada broadcast online, terdapat yang disebut sebagai Digital Multimedia Broadcasting (DMB). Digital Multimedia Broadcasting merupakan teknologi transmisi radio digital yang pada awalnya dikembangkan di Korea Selatan. Teknologi ini merupkan proyek IT yang bertujuan untuk mengirimkan konten multimedia seperti TV, radio dan datacasting ke perangkat mobile sepertiponsel. Teknologi ini bisa disebut sebagai tv ponsel karena teknologi mendukung munculnya siaran tv di telepon seluler. Namun pada Digital Multimedia Broadcasting ini tak hanya mengirimkan konten TV ke perangkat ponsel saja, melainkan juga menampilkan konten pada beberapa website online yang biasa disebut sebagai LIVE casting broadcast. Sebagaimana konsumen menuntut lebih banyak daripada sekedar rangkaian konten menarik yang disuguhkan pihak penyiar dan operator penyiaran satelit maupun kabel, tetapi juga aksesibilitas konten kapanpun dan dimanapun, baik di ponsel atau layar yang lebih besar. Dengan adanya LIVE casting broadcast maupun munculnya siaran TV di telepon seluler dapat menjangkau lebih banyak khalayak yang tidak dapat menonton siaran di televisi. Hal seperti ini sudah banyak terdapat di beberapa website stasiun televisi, baik yang menampilkan berita maupun acara hiburan. Software pada live casting menggunakan Flash dan Protokol HTTP. HTTP merupakan protokol standar web yang digunakan teknologi web untuk keperluan sharing dan streaming video contoh YouTube, Google Video, dan website sharing videolainnya. Digital Multimedia Broadcasting seperti ini dapat beroperasi melalui satelit (SDMB) dan melalui terestrial transmitter (TDMB). Dengan adanya DMB, khalayak juga dapat menikmati berbagai siaran broadcast dari seluruh belahan dunia, tak hanya yang disiarkan pada stasiun stasiun TV nasional.

Kehadiran TV komersial di layar ponsel dengan teknologi DMB dapat memperkaya layanan berbasis jaringan seluler dari yang selama ini ada, juga akan berdampak pada pengembangan berbagai ketersediaan konten, misalnya acara TV, kuis, musik, dan sebagainya. Dengan dimungkinkannya siaran TV tertangkap di ponsel, maka akan tersedia berbagai ragam acara TV yang semakin mudah dinikmati kapan dan di mana saja, yang tentu tidak terbatas hanya menonton video atau film. Hal inilah yang diperkirakan akan semakin menarik bagi pemirsa TVdan sekaligus pengguna ponsel. Layanan DMB diterapkan di Indonesia memiliki satelit yang juga berfungsi sebagai satelit TV, misalnya Telkom-1 dan Cakrawarta (Indostar-1), termasuk juga sistem siaran televisi terestrial. Ketersediaan ponsel berkemampuan DMB menjadi pemicu penerapan layanan ini.

Lalu dalam broadcast TV, teknologi televisi itu sendirilah yang memainkan peranan penting baik sebagai teknologi komunikasi yang mengkomunikasikan konten broadcast kepada seluruh khalayak, dan sebagai teknologi informasi yang menyediakan konten berupa informasi informasi. Seiring dengan perkembangan zaman, kita telah mengenal yang dinamakan dengan televisi digital. Pada televisi digital, resolusi gambar lebih tinggi. Sistem televisi satelit, sama seperti gambar dari DVD, menggunakan skema pengkodean digital yang menyediakan gambar lebih jernih. Pada sistem satelit saat ini, informasi digital dikonversikan ke analog agar dapat ditayangkan pada televisi analog. Gambar yang dihasilkan lebih baik ketimbang gambar yang ditampilkan pemutar kaset video VHS, tapi akan dua kali lebih baik lagi jika informasi itu tidak dikonversikan ke analog, tetap digital. Berbicara tentang televisi digital (DTV), ini merupakan sinyal televisi digital yang murni, yang pemancar dan penerimanya juga digital. Sinyal digital dapat dikirim melalui udara, lewat kabel, atau melalui satelit ke rumah pemirsa yang memiliki pesawat TV digital. Ada beberapa kelas televisi digital. HDTV merupakan TV digital yang paling tinggi resolusi digitalnya. HDTV juga memiliki suara surround Dolby Digital (AC-3) denga kualitas gambar dan suara yang baik.

Perbedaan jenis broadcast tersebut menjangkau khalayak yang berbeda beda. Perbedaan tersebut terletak pada perbedaan teknologi yang digunakan. Pada dasarnya, hampir seluruh lapisan masyarakat memiliki teknologi televisi sehingga broadcast TV lebih dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat mulai dari kelas menengah kebawah hingga menengah keatas. Namun tidak semua masyarakat dapat menggunakan maupun menjangkau media baru internet, sehingga broadcast online lebih ditujukan pada kalangan menengah ke atas yang sudah terbiasa oleh kecanggihan teknologi dan lebih mementingkan efisiensi mengingat kesibukan aktivitas kesehariannya.


[http://saranainformasibroadcast.blogspot.co.id/]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.